• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Home
  • Tentang Saleh Mandar
  • Kabar Berita
  • Catatan Lepas
    • Tips Desain
    • Cerita Kampus
    • Cerita ASN
    • Cerita Relawan
  • Analisis Data
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Saleh Mandar
  • Kabar Berita
  • Catatan Lepas
    • Tips Desain
    • Cerita Kampus
    • Cerita ASN
    • Cerita Relawan
  • Analisis Data
  • Kontak
No Result
View All Result
No Result
View All Result

Kondosapata, Rumah Sakit di Ujung Janji Negara

adminsaleh by adminsaleh
June 24, 2025
Home Artikel
Share on FacebookShare on Twitter

Langit Mamasa membentang cerah, birunya seolah menyambut harapan baru saat kami menjejakkan kaki di RSUD Kondosapata, rumah sakit yang berdiri tenang di antara bukit dan doa, menjadi saksi bisu perjuangan dan harapan masyarakat Mamasa yang tak pernah padam. RSUD Kondosapata, sebuah rumah sakit di atas bukit, di desa bernama Balla. Jalanan menanjak dan berliku menjadi bagian dari rutinitas menuju fasilitas kesehatan rujukan utama satu-satunya milik Pemerintah di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Dari kejauhan, bangunannya terlihat kokoh. Cat hijau mendominasi dindingnya, seolah menyamarkan usang dan lumut yang mengintip di sudut-sudut tembok.

Tapi di balik warna itu, ada kenyataan yang sulit ditutupi, rumah sakit ini kekurangan hampir segalanya.

Tak ada dokter spesialis anak untuk memeriksa demam tinggi seorang bayi. Tak ada spesialis penyakit dalam untuk mengobati sesak napas seorang lansia. Tak ada dokter bedah jika ada kecelakaan lalu lintas di jalan berkelok pegunungan. Tak ada dokter kandungan untuk ibu-ibu Mamasa yang ingin melahirkan di kampung sendiri.

Yang tersedia hanya tiga dokter penunjang yaitu radiologi, anestesi, dan patologi klinik. Untuk urusan nyawa, mereka harus mengandalkan rujukan ke rumah sakit di Polewali atau Mamuju. Jarak yang bisa mencapai ratusan kilometer, waktu tempuh yang bisa berjam-jam, dan risiko yang bisa jadi fatal di tengah perjalanan.

Desember tahun lalu, Presiden Joko Widodo sempat datang ke sini. Ia berdiri di halaman rumah sakit, menyampaikan janji tentang pembangunan SDM, peningkatan layanan kesehatan, dan perhatian untuk wilayah sulit seperti Mamasa. Kamera-kamera menyorot, berita-berita menyebar. Tapi setelah rombongan presiden pergi, waktu kembali berjalan lambat. Janji tetap janji.

Kami berbicara pada beberapa tenaga medis yang enggan disebut namanya. Mereka bicara tentang keterbatasan, beban kerja, dan rasa putus asa. “Kami di sini bukan karena gaji,” kata salah seorang perawat, “kami di sini karena kami tidak bisa membiarkan warga kami tidak punya pilihan.”

Di lorong rumah sakit, aroma karbol bertemu bau lembab dari ruang-ruang yang jarang digunakan. Beberapa kamar kosong. Tidak karena tidak dibutuhkan, tetapi karena tidak ada tenaga medis untuk mengisinya. Di ruang tunggu yang jalannya mendaki ke atas, ada seorang ibu yang menggenggam tangan anaknya yang lemah. Ia menunggu. Bukan hanya giliran, tapi juga keajaiban.

Apa arti sebuah rumah sakit jika nyawa masih harus bertaruh jarak? Apa arti pembangunan jika ibu hamil masih harus melahirkan di jalan menuju rumah sakit rujukan? Dan apa arti keadilan jika fasilitas kesehatan di pegunungan hanya jadi latar belakang kunjungan presiden, tanpa perubahan berarti?

Negara kerap hadir dengan janji. Tapi di tempat-tempat seperti Mamasa, yang dibutuhkan bukan hanya janji—melainkan keberpihakan nyata. RSUD Kondosapata bukan sekadar bangunan, ia adalah simbol bahwa hak atas kesehatan bukanlah milik kota besar saja. Ia milik setiap warga negara, tak peduli seberapa jauh mereka dari pusat kekuasaan.

Ironisnya, di tengah semua keterbatasan layanan medis, Kabupaten Mamasa justru mencatat angka harapan hidup tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat, yakni 71,58 tahun, lebih tinggi dari 5 Kabupaten lainnya di provinsi Sulawesi Barat. Angka ini seperti menjadi paradoks bahwa semangat hidup dan ketahanan masyarakat mampu bertahan, bahkan tumbuh, meski infrastruktur dasar belum sepenuhnya hadir.

Ketika fasilitas dasar seperti dokter spesialis 4 dasar saja tidak bisa dihadirkan, kita harus bertanya ulang untuk siapa pembangunan itu sebenarnya?

adminsaleh

adminsaleh

Next Post
OBRA dan Asa Bebas Polio dari Lita’ Mandar Sulawesi Barat

OBRA dan Asa Bebas Polio dari Lita' Mandar Sulawesi Barat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended.

Menanam Benih Kebaikan untuk Panen di Masa Depan

Menanam Benih Kebaikan untuk Panen di Masa Depan

March 23, 2022
Kepo di Waktu yang tidak Tepat

Kepo di Waktu yang tidak Tepat

November 26, 2018

Trending.

Memahami Desain Grafis

12 Prinsip Hirarki Visual yang Perlu Diketahui Desainer

February 13, 2019
Catatan Prevalensi Balita Stunting di Sulawesi Barat

Catatan Prevalensi Balita Stunting di Sulawesi Barat

June 17, 2024
Jalan Sahabat yang Tak Bersahabat

Jalan Sahabat yang Tak Bersahabat

November 26, 2018
HIV dan AIDS, Epidemi Diam-diam yang Terus Menggerogoti Indonesia

HIV dan AIDS, Epidemi Diam-diam yang Terus Menggerogoti Indonesia

June 26, 2025
Penerbangan Subuh, Percakapan dengan Andi, dan Janji Garuda di Langit Timur

Penerbangan Subuh, Percakapan dengan Andi, dan Janji Garuda di Langit Timur

June 18, 2025

Share Your Knowledge For Better Life

Follow Us

Categories

  • Analisis Data
  • Artikel
  • ASNeurship
  • Berita
  • Catatan Lepas
  • Cerita ASN
  • Cerita Kampus
  • Cerita Relawan
  • Infografis
  • Tips Desain

Tags

dinkes sulbar FKM Unhas flp Forum Lingkar Pena Kesmas Unhas masjid cheng ho sulbar puskesmas malunda rekam medis elektronik rme salehmandar saleh mandar sulawesi barat sulbat

Recent News

Kelas Inspirasi “Bangun Mimpi Anak Indonesia” Ajakan Terbuka untuk Profesional di Kelas Inspirasi Mamuju 8

Kelas Inspirasi “Bangun Mimpi Anak Indonesia” Ajakan Terbuka untuk Profesional di Kelas Inspirasi Mamuju 8

July 16, 2025
Tuberkulosis Masih Menghantui Sulawesi Barat, Mengurai Capaian dan Tantangan Penanggulangan TBC di Tahun 2025

Tuberkulosis Masih Menghantui Sulawesi Barat, Mengurai Capaian dan Tantangan Penanggulangan TBC di Tahun 2025

July 15, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2021 Salehmandar.com - Support by MW.

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Saleh Mandar
  • Kabar Berita
  • Catatan Lepas
    • Tips Desain
    • Cerita Kampus
    • Cerita ASN
    • Cerita Relawan
  • Analisis Data
  • Kontak

© 2021 Salehmandar.com - Support by MW.