Tanggal 3 Juli 2024, saya menerima pesan di grup WhatsApp tentang pelaksanaan pelatihan jurnalistik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan diadakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Barat. Tanpa menunggu lama, saya segera mengirimkan informasi tersebut kepada tim kecil yang mengelola kehumasan di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Barat, tempat saya telah bekerja selama 14 tahun terakhir.
Sebagai seseorang yang selalu bersemangat untuk belajar dan meningkatkan keterampilan, saya langsung tertarik dengan pelatihan ini. Segera saya mendaftar melalui link yang disiapkan panitia: https://s.id/daftarjurnalisasn2024. Beberapa syarat yang dibutuhkan telah saya penuhi, termasuk menyiapkan form komitmen dan melapor kepada Ibu Mahdiana, Sekretaris Dinas Kesehatan.
Alhamdulillah, saya bersama rekan saya, Hariaty Burhan, dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti pelatihan tersebut. Kami dimasukkan ke dalam grup WhatsApp yang dibuat panitia untuk memudahkan koordinasi dan penyebaran informasi lebih lanjut.
Selasa pagi, 16 Juli 2024, saya berangkat menuju Hotel Grand Putra di wilayah Kasiwa, Mamuju, tempat pelatihan dilaksanakan. Suasana pagi itu sangat cerah, seakan mendukung semangat kami untuk belajar hal baru. Sesampainya di hotel, kami disambut oleh panitia BPSDM yang sudah saya kenal dengan sambutan yang ramah dan senyum yang terlukis di wajah para panitia membuat saya merasa disambut dengan hangat
Kegiatan pembukaan dimulai dengan sambutan dari Bapak Farid Wajdi, Kepala BPSDM Sulawesi Barat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya keterampilan jurnalistik bagi ASN dalam pembangunan kesehatan di Sulawesi Barat. Menurutnya, kemampuan jurnalistik akan meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan kepada publik, sehingga masyarakat dapat lebih memahami dan mendukung program-program pemerintah, khususnya dalam bidang kesehatan.
Setelah sambutan dari Bapak Farid Wajdi, kami langsung memasuki sesi pertama yang dibawakan oleh Sulaeman Rahman, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Barat. Sulaeman Rahman mengawali materi dengan membahas tantangan jurnalisme di era digital. Beliau menjelaskan bagaimana perkembangan teknologi telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi, dan bagaimana jurnalis harus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Menurutnya, kemampuan untuk menyajikan informasi secara cepat dan akurat menjadi kunci utama dalam dunia jurnalistik saat ini.
Sesi berikutnya dibawakan oleh Adi Arwan Alimin, Direktur Insight Mandarnesia. Beliau membahas teknik penulisan feature, sebuah gaya penulisan yang menggabungkan fakta dengan narasi yang menarik. Menurut Adi, feature merupakan salah satu cara efektif untuk menyampaikan informasi yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat. Dalam sesi ini, kami diajarkan bagaimana menggali informasi yang mendalam dan menyusunnya menjadi cerita yang menarik dan informatif.
Materi pertama pada hari kedua dibawakan oleh Mursalim Majid dari Media Daulat Rakyat. Beliau menjelaskan dasar-dasar penulisan berita dengan gaya 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, How). Gaya penulisan ini merupakan teknik dasar yang wajib dikuasai oleh setiap jurnalis. Mursalim Majid memberikan contoh-contoh konkret dan praktis bagaimana mengaplikasikan teknik ini dalam penulisan berita sehari-hari.
Hari pertama pelatihan berakhir dengan sesi tanya jawab yang sangat interaktif. Para peserta aktif bertanya dan berdiskusi dengan para narasumber. Suasana kelas sangat dinamis, penuh dengan semangat belajar dan keingintahuan.
Sesi berikutnya membahas lebih dalam tentang tantangan jurnalisme di era digital. Sulaeman Rahman kembali mengingatkan pentingnya verifikasi informasi sebelum dipublikasikan, mengingat maraknya berita hoaks di media sosial. Beliau juga memberikan tips dan trik bagaimana memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Adi Arwan Alimin kemudian melanjutkan dengan sesi tentang teknik wawancara. Beliau menjelaskan bahwa wawancara yang baik memerlukan persiapan yang matang, termasuk memahami latar belakang narasumber dan menyusun pertanyaan yang tepat. Kami juga diajarkan bagaimana membangun hubungan yang baik dengan narasumber agar informasi yang diperoleh lebih mendalam dan akurat.
Sesi materi pertama di hari kedua dibawakan oleh Mursalim Majid yang fokus pada etika jurnalistik. Beliau menekankan bahwa seorang jurnalis harus selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika, termasuk kejujuran, akurasi, dan keadilan. Etika jurnalistik menjadi panduan penting dalam menjalankan tugas sebagai jurnalis, terutama dalam menjaga kepercayaan publik.
Materi kedua di hari kedua di bawakan oleh Andika Habda, Producer News TV Mamuju yang membawakan Teknik Pengambilan Gambar Jurnalisme Televisi. “Penelitian membuktikan hanya 30% orang yang menyimak materi dan sisanya 70% di tentukam oleh cara deliverynya” ujar lelaki asal bandung ini.
Pelatihan jurnalistik bagi ASN ini benar-benar membuka wawasan dan menambah keterampilan saya dalam bidang jurnalistik. Selain materi yang sangat bermanfaat, saya juga mendapatkan kesempatan untuk berjejaring dengan rekan-rekan dari berbagai instansi. Kami saling berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain, menciptakan lingkungan belajar yang sangat kondusif dan menyenangkan.
Setelah pelatihan, saya merasa lebih percaya diri dalam menjalankan tugas sebagai tim kehumasan di Dinas Kesehatan Sulawesi Barat. Saya berharap dapat secara maksimal menerapkan ilmu yang telah kami dapatkan dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat. Kami yakin, dengan kemampuan jurnalistik yang lebih baik, kami dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang isu-isu kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, Asran Masdy, menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. Menurut beliau, keterampilan jurnalistik sangat penting dalam pengelolaan media kesehatan di Sulawesi Barat. “Dengan mengikuti pelatihan ini, kami berharap tim kehumasan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan informasi kesehatan yang akurat, terpercaya, dan mudah dipahami oleh masyarakat. Hal ini akan sangat membantu dalam upaya kita meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,” kata Asran Masdy.
Pelatihan jurnalistik bagi ASN ini bukan hanya tentang belajar menulis berita atau artikel, tetapi juga tentang memahami peran penting informasi dalam pembangunan masyarakat. Dengan informasi yang tepat dan akurat, kita dapat mengedukasi masyarakat, membangun kesadaran, dan mendorong partisipasi aktif dalam program-program pemerintah. Sebagai ASN, kami memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pelatihan ini juga mengingatkan saya akan pentingnya kolaborasi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah dan media. Media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi kepada publik, dan sebagai ASN, kami harus mampu bekerja sama dengan media untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan semangat dan ilmu baru yang kami peroleh dari pelatihan ini, saya dan Hariaty siap untuk melangkah maju. Kami akan terus belajar dan berkembang, demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Sulawesi Barat. Pelatihan jurnalistik ini hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang kami untuk menjadi ASN yang lebih profesional dan kompeten.
Kami berharap, ke depan akan ada lebih banyak pelatihan dan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan kami. Dengan dukungan dari BPSDM Sulawesi Barat dan pimpinan Dinas Kesehatan, kami yakin dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembangunan kesehatan di Sulawesi Barat. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan menyukseskan pelatihan ini. Kami siap untuk berkontribusi lebih banyak lagi bagi masyarakat Sulawesi Barat.
—-