Idul Adha adalah salah satu hari besar dalam agama Islam yang memiliki makna dan nilai spiritual yang mendalam. Pada hari ini, 17 Juni 2024 umat Islam di seluruh dunia memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan total kepada perintah Allah SWT. Sebagai gantinya, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, yang menjadi asal mula tradisi qurban dalam Islam.
Salah satu aspek penting dari perayaan Idul Adha adalah penyembelihan hewan qurban. Umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan seperti sapi atau kambing, kemudian dagingnya dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan terutama kepada mereka yang membutuhkan. Ini bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga cara untuk memperkuat solidaritas sosial dan membantu sesama.
Sapi untuk 7 Orang
Dalam tradisi qurban, sapi merupakan salah satu hewan yang bisa dijadikan qurban dan dapat mewakili tujuh orang. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah:
“Kami keluar bersama Rasulullah SAW dalam keadaan ihram dan beliau memerintahkan kepada kami untuk berqurban, seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.” (HR. Muslim)
Pembagian sapi untuk tujuh orang ini menunjukkan adanya fleksibilitas dalam pelaksanaan ibadah qurban, memungkinkan lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam ibadah ini meskipun dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan harus berqurban secara individual dengan seekor kambing. Ini juga menunjukkan semangat kebersamaan dan kerja sama dalam beribadah, di mana sekelompok orang dapat berbagi biaya untuk satu sapi qurban.
Kambing untuk 1 Orang
Di sisi lain, kambing atau domba adalah hewan qurban yang diperuntukkan bagi satu orang. Ini didasarkan pada banyak riwayat hadits yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sering berqurban dengan kambing atau domba untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Misalnya, dari Aisyah RA, dia berkata:
“Nabi Muhammad SAW berqurban dengan dua ekor kambing gemuk dan aku ikut serta menyaksikan beliau berqurban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menyembelih kambing sebagai hewan qurban memiliki makna simbolis yang kuat, karena mengingatkan kita pada kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang menggantikan diri Ismail dengan seekor domba. Qurban kambing untuk satu orang ini juga memberikan kesempatan bagi individu yang mampu secara finansial untuk menjalankan ibadah qurban secara mandiri, memperkuat hubungan langsung mereka dengan Allah SWT.
Makna dan Manfaat Qurban
Qurban memiliki makna yang sangat mendalam dalam Islam. Pertama, ia merupakan bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT. Melalui qurban, umat Islam menunjukkan kesediaan mereka untuk berkorban demi mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Ini adalah bentuk ibadah yang menguji keimanan dan ketaatan seseorang kepada perintah Allah.
Kedua, qurban memiliki aspek sosial yang kuat. Daging qurban dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan keluarga, sehingga memastikan bahwa semua orang, terutama yang kurang mampu, dapat menikmati hari raya dengan penuh kebahagiaan. Ini memperkuat ikatan sosial dan menciptakan rasa persaudaraan dan kebersamaan di antara umat Islam.
Ketiga, qurban juga mengandung nilai edukatif bagi umat Islam. Dengan berqurban, seseorang diajarkan untuk tidak terikat secara berlebihan pada harta benda, melainkan untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Ini mengajarkan nilai-nilai kedermawanan, empati, dan kepedulian sosial yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Idul Adha dan pelaksanaan qurban adalah momen penting bagi umat Islam untuk merenungkan kembali nilai-nilai ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Baik berqurban dengan sapi yang bisa diwakili oleh tujuh orang, maupun dengan kambing untuk satu orang, kedua pilihan tersebut memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam dan memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk berpartisipasi dalam ibadah yang mulia ini.
Dengan memahami dan melaksanakan qurban, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan rasa persaudaraan di antara kita. Marilah kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan, mempererat hubungan dengan sesama, dan memperkuat tekad untuk selalu berbuat baik di jalan Allah SWT.