Setelah perjalanan panjang selama kurang lebih 8 jam, setelah singgah di beberapa puskesmas dan rumah makan, saya dan tim monitoring dan evaluasi (monev) dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tiba di Pasangkayu. Perjalanan yang melelahkan itu membawa kami ke Hotel Trisakti, tempat kami menginap untuk malam itu. Keesokan paginya, agenda yang padat telah menanti kami.
Hari dimulai dengan koordinasi bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pasangkayu. Pertemuan ini merupakan langkah awal sebelum melanjutkan ke Dinas Kesehatan Pasangkayu dan Puskesmas Pasangkayu 1 untuk belajar tentang perkembangan implementasi rekam medis elektronik (RME). Implementasi RME adalah salah satu upaya penting dalam meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan di daerah ini.
Siangnya, kami mendapat sambutan hangat dari Kepala Puskesmas Bambalamotu, Ibu Hasnah, dan dua staf puskesmas. Kami diundang makan siang di Restoran Azzahra, salah satu tempat makan yang direkomendasikan di pusat pemerintahan Kabupaten Pasangkayu, yang dulunya bernama Mamuju Utara. Hidangan yang lezat dan keramahan Ibu Hasnah membuat makan siang kami sangat berkesan.
Setelah makan siang, saya kembali ke Dinas Kesehatan Pasangkayu untuk melanjutkan diskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan Pasangkayu, drg. Rukman. Kami membahas kondisi implementasi rekam medis elektronik di Pasangkayu yang masih memerlukan perhatian lebih, khususnya di 15 puskesmas yang ada di wilayah ini. Diskusi panjang ini penting untuk memastikan bahwa program RME dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Dari Dinas Kesehatan, saya bertolak menuju Puskesmas Bambalamotu yang terletak di utara. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit. Dalam perjalanan, kami singgah sejenak di Masjid Laksamana Cheng Ho, sebuah tempat yang tenang dan damai. Setelah beristirahat sejenak, saya melanjutkan perjalanan dan tiba di Puskesmas Bambalamotu sekitar pukul 16.30 sore. Staf puskesmas telah menunggu sejak pukul 1 siang, menunjukkan dedikasi mereka terhadap program ini.
Di Puskesmas Bambalamotu, saya bersama dengan Pak Madur, seorang ASN dari Kominfo yang telah bekerja sama dengan kami selama kurang lebih 7 bulan terakhir. Pak Madur telah menjadi rekan yang sangat berharga dalam mendampingi dan memfasilitasi puskesmas untuk implementasi RME dengan menggunakan aplikasi Khanza yang dikembangkan oleh YASKI.
Waktu terus berjalan dan tanpa terasa telah mencapai pukul 9 malam. Kami memulai training bagi tenaga puskesmas untuk penggunaan aplikasi RME. Pelatihan ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua staf puskesmas dapat menggunakan aplikasi dengan baik dan memanfaatkannya untuk meningkatkan layanan kesehatan. Selain itu, kami juga membangun kesepakatan untuk menuntaskan inputan identitas pasien yang jumlahnya sekitar 12.000 rekam medis. Ini adalah tugas besar, namun kami semua bertekad untuk menyelesaikannya.
Selama pelatihan, pisang goreng dan kopi menjadi teman setia kami. Hidangan sederhana ini disajikan beberapa kali oleh staf puskesmas, menunjukkan keramahan dan perhatian mereka. Pisang goreng yang hangat dan kopi yang nikmat memberikan energi tambahan bagi kami untuk terus bekerja hingga larut malam.
Mendekati pukul 1.30 dini hari, beberapa progress telah berhasil dicapai. Kami merasa puas dengan hasil kerja malam itu dan memutuskan untuk kembali ke Pasangkayu. Rasa lelah yang kami rasakan terbayar dengan semangat dan antusiasme teman-teman puskesmas dalam mengimplementasikan RME. Melihat dedikasi mereka, saya yakin bahwa program ini akan berhasil dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
Perjalanan kembali ke Pasangkayu dalam keheningan malam memberikan kesempatan bagi saya untuk merenung. Pengalaman semalam di Bambalamotu bukan hanya tentang instalasi server dan pelatihan RME, tetapi juga tentang kebersamaan, dedikasi, dan semangat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Ini adalah salah satu momen yang mengingatkan saya tentang pentingnya kerja keras dan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
Hari itu, saya belajar banyak dari teman-teman di Puskesmas Bambalamotu. Semangat mereka dalam bekerja dan dedikasi mereka terhadap tugas menginspirasi saya untuk terus berusaha yang terbaik dalam pekerjaan saya. Implementasi RME bukanlah tugas yang mudah, namun dengan kerjasama dan komitmen, saya yakin kita dapat mencapainya.
Pagi hari setelah pelatihan, saya kembali berkoordinasi dengan tim dan melaporkan hasil kerja kami kepada Dinas Kesehatan Pasangkayu. Diskusi dengan dinas Kesehatn Pasnagkayu kembali menegaskan komitmen kami untuk terus mendukung puskesmas dalam mengimplementasikan RME. Kami juga berbicara tentang rencana ke depan dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan program ini berjalan lancar.
Dalam perjalanan pulang, saya tidak bisa berhenti memikirkan tentang malam itu di Bambalamotu. Rasanya seperti baru kemarin kami tiba di Pasangkayu, dan sekarang kami sudah memiliki banyak kenangan dan pelajaran berharga. Pengalaman ini mengingatkan saya akan pentingnya adaptasi dan belajar dari setiap situasi. Setiap tantangan yang kami hadapi adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Kembali ke kantor di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, saya membawa cerita dan pengalaman dari Bambalamotu. Saya berbagi dengan rekan-rekan tentang apa yang telah kami capai dan semangat yang kami temui di sana. Cerita ini menjadi inspirasi bagi kami semua untuk terus bekerja keras dan mendukung implementasi RME di seluruh wilayah Sulawesi Barat.
Melalui pengalaman ini, saya belajar bahwa kerja keras, dedikasi, dan kerjasama adalah kunci keberhasilan. Program RME bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang manusia, tentang bagaimana kita bekerja bersama untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Semangat teman-teman di Puskesmas Bambalamotu adalah bukti bahwa dengan komitmen dan kerja keras, kita dapat mencapai hal-hal besar.
Kisah semalam di Bambalamotu adalah cerita tentang harapan dan dedikasi. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap program dan proyek, ada orang-orang yang bekerja dengan tekun dan berdedikasi untuk membuat perbedaan. Pisang goreng dan kopi yang kami nikmati malam itu adalah simbol sederhana dari keramahan dan semangat yang membuat perjalanan kami begitu berharga.
Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam implementasi RME di Sulawesi Barat. Kerja keras dan dedikasi kalian adalah inspirasi bagi kami semua. Bersama-sama, kita akan terus bekerja untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Semangat dan antusiasme teman-teman di Puskesmas Bambalamotu akan selalu menjadi motivasi bagi saya untuk terus berusaha dan bekerja lebih keras lagi.
Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk terus bekerja dengan semangat dan dedikasi, demi mencapai tujuan bersama. Dengan kerja keras dan kerjasama, tidak ada yang tidak mungkin. Terima kasih, Bambalamotu dan Pasangkay untuk pelajaran berharga dan kenangan indah. Kami akan terus berjuang dan bekerja demi kesehatan masyarakat Sulawesi Barat.
Kami mengucapkan terima kasih banyak baik untuk dinkes prov sulbar maupun dinkes kab pasangkayu atas dukungan RME di bambalamotu terkhusus untuk pak saleh dan pak madur kominfo prov sulbar atas kebaikan dan keikhlasan yg telah suport kami di pkm bambalamotu walaupun semangat 45 tp tanpa pendampingan bapak2 yg baik hati mungkin tiada artinya semangat kami …akhir kata semoga bapak saleh pak.madur senantiasa dberi kesehatan yg baik dlm menjalankan tugasnya amiiin
Sama – sama bu hasna
Terima kasih bu kapus atas responnya